Monday, November 28, 2016

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Ignition Malang



Ignition adalah tahap pertama untuk mengikuti serangkaian acara Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang diluncurkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama dengan KIBAR. Pada tahap ini saya merasa senang dan bersyukur karena telah lolos pada tahap pertama ini.



Pada tahap ini, kami sebagai peserta diberi banyak ilmu mengenai langkah awal untuk membangun startup digital. Pengarahan pertama yang kami dapatkan adalah mengenai Overview Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini oleh mas Taufic Hidayat, CEO AgiVest. Gerakan nasional ini diadakan mulai dari tahun ini, 2016 hingga 2020. Setiap tahunnya, gerakan ini akan menghasilkan 200 startup digital. Jadi jika gerakan ini diadakan sampai tahun 2020, maka akan menghasilkan 1000 startup digital. Ada lima tahap pada event ini, antara lain:
  1. Ignition (itu adalah tahap ini)
  2. Workshop
  3. Hacksprint
  4. Boot camp and Demo day
  5. Incubation
Lalu pada sesi selanjutnya adalah menerangkan tentang “Embracing failure as founders” dari Jaka, Head of RUMA. Pada sesi ini, peserta akan diberi pengarahan bagaimana mengatasi kegagalan ketika menjadi founder berdasarkan pengalaman pembicara. Yang harus diketahui saat pertama kali adalah alasan mengapa kamu membangun startup. Selain itu, jangan mudah terpengaruh pada kegagalan atau kekhawatiran lain yang belum tentu akan datang. Seringkali orang beranggapan bahwa kegagalan merupakan kebalikan dari kesuksesan. Namun anggaplah kegagalan merupakan bagian dari kesuksesan. Karena tanpa kegagalan, kita tidak akan pernah mendapatkan pelajaran untuk meraih kesuksesan. Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengantisipasi kegagalan, antara lain:
  1. Find your purpose
  2. Understand your strength
  3. Solve your customer’s problem
Setelah itu, lalu diadakan talkshow dengan tema “Think Like A Founder” dengan beberapa panelis yaitu M. Miftahul Huda, Fauzil Haqi, dan Andy Fajar. Pada sesi ini kami diajarkan bagaimana berpikir layaknya seorang founder berdasarkan pengalaman mereka. Kami diajarkan bagaimana menghadapi kegagalan, perhatian dengan tim, dan membuka pengalaman seluas-luasnya.
Pada sesi selanjutnya diterangkan tentang “Entrepreneural Mindset” dari Danton, CEO BEON Intermedia. Yang paling saya ingat pada sesi ini adalah, ketika panelis bertanya, “Lebih memilih entrepreneur dengan jiwa profesional atau profesional dengan jiwa entrepreneur?” Satu pertanyaan ini membuat kami berpikir bagaimana kami akan menjadi entrepreneur nantinya. Selain itu, panelis juga berpesan bahwa ketika kita akan membangun suatu usaha, jangan posisikan kita dalam keadaan kepepet dan kenali potensi diri lebih dalam. Kita dapat mengetahui potensi diri kita melalui lingkungan sekitar. Semisal, teman-temanmu datang bertanya atau meminta bantuan padamu dalam hal apa? Jawaban itu akan membuat kita lebih mengerti potensi kita.

Sesi terakhir adalah talkshow mengenai “Collaborate to great be innovation” oleh beberapa panelis yaitu Daniel (Google), Daus (Menembus Langit), Faye Alund (kumpul.com), dan Vicky (Paradise Group). Dari sesi ini kami belajar bahwa dengan kolaborasi, kita dapat menemukan orang yang kita butuhkan dalam startup dan dapat membuat sebuah inovasi. Inovasi itu tidak selalu hal yang baru dan sempurna. Kita dapat berkolaborasi dengan orang lain dengan menjadi orang yang terbuka dan sering berkomunikasi dengan orang lain. Untuk melahirkan sebuah inovasi yang menarik, jangan hanya berkolaborasi dengan orang yang berprofesi sama denganmu, namun berkolaborasilah dengan orang yang berprofesi sangat jauh berbeda denganmu.

No comments:

Post a Comment