Ignition
adalah tahap pertama untuk mengikuti serangkaian acara Gerakan Nasional 1000
Startup Digital yang diluncurkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika
bersama dengan KIBAR. Pada tahap ini saya merasa senang dan bersyukur karena
telah lolos pada tahap pertama ini.
Pada tahap
ini, kami sebagai peserta diberi banyak ilmu mengenai langkah awal untuk
membangun startup digital. Pengarahan pertama yang kami dapatkan adalah
mengenai Overview Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini oleh mas Taufic
Hidayat, CEO AgiVest. Gerakan nasional ini diadakan mulai dari tahun ini, 2016
hingga 2020. Setiap tahunnya, gerakan ini akan menghasilkan 200 startup
digital. Jadi jika gerakan ini diadakan sampai tahun 2020, maka akan
menghasilkan 1000 startup digital. Ada lima tahap pada event ini, antara lain:
- Ignition (itu adalah tahap ini)
- Workshop
- Hacksprint
- Boot camp and Demo day
- Incubation
Lalu pada sesi
selanjutnya adalah menerangkan tentang “Embracing failure as founders” dari
Jaka, Head of RUMA. Pada sesi ini, peserta akan diberi pengarahan bagaimana
mengatasi kegagalan ketika menjadi founder berdasarkan pengalaman pembicara. Yang
harus diketahui saat pertama kali adalah alasan mengapa kamu membangun startup.
Selain itu, jangan mudah terpengaruh pada kegagalan atau kekhawatiran lain yang
belum tentu akan datang. Seringkali orang beranggapan bahwa kegagalan merupakan
kebalikan dari kesuksesan. Namun anggaplah kegagalan merupakan bagian dari
kesuksesan. Karena tanpa kegagalan, kita tidak akan pernah mendapatkan
pelajaran untuk meraih kesuksesan. Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan
untuk mengantisipasi kegagalan, antara lain:
- Find your purpose
- Understand your strength
- Solve your customer’s problem
Setelah itu,
lalu diadakan talkshow dengan tema “Think Like A Founder” dengan beberapa
panelis yaitu M. Miftahul Huda, Fauzil Haqi, dan Andy Fajar. Pada sesi ini kami
diajarkan bagaimana berpikir layaknya seorang founder berdasarkan pengalaman mereka.
Kami diajarkan bagaimana menghadapi kegagalan, perhatian dengan tim, dan
membuka pengalaman seluas-luasnya.
Pada sesi
selanjutnya diterangkan tentang “Entrepreneural Mindset” dari Danton, CEO BEON
Intermedia. Yang paling saya ingat pada sesi ini adalah, ketika panelis bertanya,
“Lebih memilih entrepreneur dengan jiwa profesional atau profesional dengan
jiwa entrepreneur?” Satu pertanyaan ini membuat kami berpikir bagaimana kami
akan menjadi entrepreneur nantinya. Selain itu, panelis juga berpesan bahwa
ketika kita akan membangun suatu usaha, jangan posisikan kita dalam keadaan
kepepet dan kenali potensi diri lebih dalam. Kita dapat mengetahui potensi diri
kita melalui lingkungan sekitar. Semisal, teman-temanmu datang bertanya atau
meminta bantuan padamu dalam hal apa? Jawaban itu akan membuat kita lebih
mengerti potensi kita.
Sesi terakhir
adalah talkshow mengenai “Collaborate to great be innovation” oleh beberapa
panelis yaitu Daniel (Google), Daus (Menembus Langit), Faye Alund (kumpul.com),
dan Vicky (Paradise Group). Dari sesi ini kami belajar bahwa dengan kolaborasi,
kita dapat menemukan orang yang kita butuhkan dalam startup dan dapat membuat
sebuah inovasi. Inovasi itu tidak selalu hal yang baru dan sempurna. Kita dapat
berkolaborasi dengan orang lain dengan menjadi orang yang terbuka dan sering
berkomunikasi dengan orang lain. Untuk melahirkan sebuah inovasi yang menarik,
jangan hanya berkolaborasi dengan orang yang berprofesi sama denganmu, namun
berkolaborasilah dengan orang yang berprofesi sangat jauh berbeda denganmu.
No comments:
Post a Comment