Kesan
pertama krima kemarin.. Bagaimana ya??
Sangat
MENYENANGKAN... entah kenapa baru kali ini aku bisa tertawa hingga sampai
meneteskan air mata. Kakak-kakak senior disini sangat baik dan akrab dengan
para adiknya, tidak seperti yang ku bayangkan kaya pas pertama kali bertemu
dulu. Dari awal krima sampai akhir, semuanya.. so touch my heart!!
Ada banyak
cerita pas hari sabtu kemarin, sulit untuk dilupakan. Pertama, saat aku
berangkat ke krima. Alhamdulillah, ku gak telat. Tapi pas lihat baju yang
dipakai temen-temen cewekku, WADUH!! Yang lain pada pakai baju orange, cuma aku
yang memakai baju coklat campur kuning. Aku lupa untuk pinjam baju temanku
karena banyaknya tugas kuliah dari kemarin. Akhirnya ya, aku diberi intruksi
untuk mundur ke belakang barisan bersama anak-anak yang melakukan kesalahan, entah
itu terlambat, nametag bermasalah, atau masalah baju yang tidak memenuhi
peraturan, sepertiku. saat aku bersama mereka, aku pasrah saja. Tidak biasanya aku
melanggar peraturan dan berdiri di barisan “merah” ini. Aku deg-degan.
Jangan-jangan aku akan dihukum yang macam-macam lagi. Tak bisa ku bayangkan
bagaimana nanti jadinya. Apalagi kalau yang melakukannya adalah para Disma.
Mampus!!
Tapi aku
menemui kejanggalan disini. Yang memberi intruksi dan mengurus kami yang
bersalah bukan mereka. Sepertinya kakak-kakak korlap dan seniorku dari PTIIK.
Saat itu, nama kami dicatat satu persatu, lalu kami hanya diberi peringatan
saja dan disuruh kembali ke barisan. Ini masih awal krima, jangan diulangi
lagi, terang salah satu korlap. Baiklah, karena ini masih pertama, jadi mereka
memaklumi kesalahan kami dan memberi satu kesempatan lagi. Baik, kakak!! Siap
laksanakan!!
Lalu,
pengecekan barang bawaan. Alhamdulillah, semua yang ku bawa lengkap, walau
persiapannya agak mendadak.
Acara
selanjutnya, membaca Al Quran bersama anak-anak dari fakultas lain. Jadi, dari
fakultas PTIIK yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok dipecah lagi dan
berbaur dengan anak-anak yang lain. Disini, aku merasakan kebersamaan dalam
satu kesatuan umat Islam (Bahasa Pamungkas gue keluar deh!! Hehe). Walaupun
sebenarnya, ada anak yang kurang fasih dalam membaca Al Quran, tapi kakak
pendamping disini dengan sigap dan perlahan menuntun temanku itu dalam membaca
Al Quran. Ketika membaca Al Quran, rasanya jiwa ini menjadi tenteram. Jadi ada
suatu penyejuk sebelum memulai berbagai aktivitas.
Dan materi
demi materi pun mulai diajarkan. Dari mulai Beasiswa, Study Club, dan aplikasi
Dev C++. Semuanya keren! Apalagi pas Beasiswa yang disampaikan Kak Lyla
Selviana, KP-ku dulu. Dengar kak Lyla sharing tentang Beasiswa Bidikmisinya, membuatku
ingat dengan masa lalu. Yaitu saat aku masih berjuang untuk masuk ke UB4 dengan
beasiswa. Tidak usah dijelasin ya ceritanya, coz panjang dan mengharukan
banget....
Lalu,
pembagian Kakak Pendamping. Kami, kelompok PHP mendapat bimbingan dari kak Koko
(mahasiswa TI angkatan 2011) dan kak Satria (mahasiswa TI angkatan 2012). Kak
Koko merupakan ketua dari Komunitas Belajar Hardware. Bagaikan seorang kakak,
ia sharing pada kami bagaimana ia menjadi angkatan pertama dan memberi nasehat
pada kami, jangan menganggap diri kami berbeda dengan UB Malang, karena
sebenarnya semuanya sama. Bahkan sebenarnya UB kediri lebih diistimewakan
karena langsung ditangani dosennya sendiri, tidak seperti UB Malang yang
pengajarannya dihandle oleh Asdos. Sementara kak Satria yang sepertinya gak
bisa ngomong banyak juga menceritakan rasanya masuk disini dan menasehati kami,
para adik sedarah PTIIK-nya. Sebenarnya bukan hanya kak Koko dan kak Satria
saja sharing, ada kak Diva, kak Alvira, dan kak... (siapa ya? Ku lupa! Maaf
ya...) dari Madiun pokoknya yang ikut nimbrung. Semua kakaknya Luar Biasa..!!!
(dengan gaya Ariel NOAH).
Hingga
akhirnya... PenSi!! Pas acaranya inilah, aku ketawa sambil nangis. Padahal
biasanya nangis sampai ketawa ($&%@^%??!!) hehe. Mulai saat si Rudy cs
alias kelompok SQL maju. Puisi perpaduan antara Pangeran Cinta, Petani, Dokter,
dan Orang Kurang Kaya. Gokill abisss!!! Bukan peserta krima doang yang ngakak,
diantara mereka sendiri saja ada yang tidak bisa menahan tawanya saat ingin
membacakan puisi. Kakak-kakak senior yang ikut menonton juga dibuat heboh
karena karenanya. Lalu kelompok Ilham cs alias C++ yang membawakan lagu
“Stasiun Balapan” dengan gaya musik Akapela. Unik, lucu, dan menyegarkan.
Pokoknya, sip deh!! Terus, kelompok Afif cs alias C# yang membawakan lagu
“Totalitas Perjuangan” dengan mengajak peserta lainnya dan kakak-kakak senior
untuk ikut bernyanyi. Daripada malu buat nyanyi satu kelompok buat
nyanyi di depan kelas, jadi ajak saja semuanya untuk berdiri dan ikut bernyanyi
dengan alasan menyanyikan lagi bertemakan perjuangan mahasiswa itu.
Lalu
giliran kelompokku, PHP. Aku sudah membuat puisi untuk ditampilkan oleh si Taha
secara Komedi. Gara-gara lihat puisi kelompok SQL tadi, aku merasa tidak yakin
kalau penampilan si Taha akan menarik. Perlahan ia maju ke depan dan mulai
memegang mic. Bukannya membaca puisi, ia malah Stand Up Comedy. Aku dan
teman sekelompokku bingung, gak jadi baca puisi ya? Tapi saat ku lihat ia
merogoh sakunya dan mengambil sebuah lipatan kertas, aku baru tahu. Ada
strategi misterius dari Taha. Pertama, ia bilang anak 4L4Y asalnya dari anak
TI, lalu beberapa lelucon lainnya yang berhasil bukan hanya membuat seisi
ruangan ngakak abis, tapi buat sekarat perut semua orang. Lalu dengan gayanya
yang... (haduh, tidak bisa diungkapkan kata-kata), ia membacakan puisi cinta
ala Pseudocode. Setelah baca satu baris, kasih komentar. Satu baris lagi, komentar
lagi.. “Pokoknya anak TI itu ya serba bisa, Pseudocode aja dibikinin puisi..,”
leluconnya. Dari awal penampilannya hingga ia duduk kembali ke tempatnya, tawa
semua orang masih bergemuruh. Berarti performance kelompok PHP Suksess!!
Horeee!!! Aku tidak pernah menyangka kalau cara pembawannya dibuat seperti itu.
Lalu
kelompok lain bergantian maju ke depan. Ada yang Stand up Comedy, nyanyi, atau
pertunjukkan memberi sugesti yang dilakukan Cahya, dari kelompok PHYTON.
Semuanya keren dan menyenangkan. Disini, bukan hanya pesertnya saja terhibur.
Sepertinya para senior juga. Itulah yang paling berkesan buat kami. Para junior
dan senior tertawa bersama dalam kekeluargaan.
Hingga
acara pun selesai, kami semua bersiap untuk pulang dan bersalaman pada
kakak-kakak kami sedarah PTIIK. Tidak ada yang dibedakan disini. Semuanya
keluarga yang saling melengkapi. Dan mereka juga memberi “Selamat jalan” untuk
kami.
No comments:
Post a Comment